Webinar : Pengurus Provinsi IGTKI-PGRI Jawa Tengah bersama PGRI Jawa Tengah Merumuskan Esensial Kurikulum PAUD ditengah Pandemi

Semarang – Workshop Identifikasi Konsep Esensial Kurikulum 2013 oleh Biro Pengembangan Profesi dan APKS PGRI Jateng telah dilakukan untuk semua jenjang pendidikan dari PAUD dan TK sampai jenjang SMA/SMK. Dan hasilnya mulai hari ini Selasa (7/07) dipresentasikan oleh para nara sumber melalui Seminar secara daring. Hari ini ada dua jadwal seminar secara daring, yakni untuk kelompok PAUD/TK pukul 09.00 sd. 11.00 dan untuk kelompok SD pukul 13.00 sd 15.00 Ketua PGRI Jateng, Dr. Muhdi, S.H, M.Hum berkenan membuka kegiatan Webinar Identifikasi Konsep Esensial Kurikulum 2013 untuk kelompok PAUD dan TK. Saat membuka acara tersebut Dr. Muhdi mengungkapkan hasil penelitian PGRI Jateng yang menunjukkan pembelajaran daring baru bisa mencapai 63% dari target 100 % yang diharapkan. Hal ini terjadi antara lain karena para guru yang tidak pernah dipersiapkan melakukan pembelajaran daring dipaksa harus melakukanya, menyusul adanya pandemic covid-19.

PGRI Jawa Tengah menyadari adanya kesulitan para guru sehingga mengusulkan kepada pemerintah untuk segera diterbitkan kurikulum dimasa pandemi atau setidaknya ada panduan untuk para guru melakukan pembelajaran jarak jauh. Oleh karena tidak segera mendapatkan respon dari pemerintah maka PGRI Jawa Tengah berinisiatif melakukan kegiatan seperti ini guna membantu para guru agar memiliki panduan yang jelas dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh di masa pandemic dan era New Normal yang berbeda dengan kondisi normal sebelumnya. Dr. Muhdi menyatakan bahwa kondisi dan kemampuan guru kita berbeda-beda. Ada guru-guru yang cukup kreatif dan mampu melakukan pembelajaran daring dengan baik tetapi jumlahnya belum banyak, masih lebih banyak yang kebingungan dan melakukan PJJ seadanya. Akibatnya, banyak orang tua yang mengatakan guru tidak bekerja dengan baik, padahal para guru juga harus menyiapkan materi, media dan strategi pembelajaran yang memang tidak mudah dilakukan.

Tetapi guru masih dianggap tidak bekerja secara maksimal, sehingga banyak orang tua yang tidak mau viii membayar SPP. Untuk sekolah swasta hal ini tentu akan sangat menyulitkan. Dr. Muhdi berharap panduan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diinisiasi PGRI Jawa Tengah saat ini bisa segera selesai sehingga sebelum tanggal 13 Juli 2020 saat dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 sudah sampai ke bapak/ibu guru di seluruh Jawa Tengah. Dr. Muhdi menyampaikan terima kasih kepada para guru dan nara sumber yang telah bekerja keras untuk membantu teman-teman guru yang lain melalui kegiatan seperti ini. Semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan dan kemuliaan untuk bapak/ibu guru semua. Dr. Muhdi selanjutnya mengungkapkan bahwa PGRI Jateng saat ini saat ini telah melakukan kerja sama dan PT Telkom untuk membantu bapak/ibu guru memperoleh kuota internet dengan harga murah (50%) yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pembelajaran online di masa pandemi covid-19 dan era new normal saat ini. “Semangat terus bapak/ibu guru, tugas anda sangat mulia mendidik anak-anak meraih masa depan terbaik”, ucap Muhdi mengakhiri. 

Ketua Biro Pengembangan Profesi dan Ketua APKS PGRI Jawa Tengah, Drs. Agung Purwoko, M.Pd pada kesempatan itu mengingatkan bahwa sejak dua pekan lalu tim dari PGRI Jateng sudah memilah-milah KD-KD Esensial dan merumuskan konsep-konsep yang penting untuk pembelajaran di masa pandemic covid-19, kenapa? Karena pada masa pandemic ini tidak bisa dilakukan pembelajaran seperti kondisi normal. Untuk itu diperlukan panduan, mana KD esensial yang dibutuhkan, sudah barang tentu ini perlu penyesuaian dengan kondisi sekolah masing-masing karena di setiap wilayah, kab/kota, kecamatan bisa berbeda. Bahkan ada guru yang harus datang kerumah peserta didik untuk membimbing mereka.

Agung menjelaskan, melalui diskusi ini diharapkan hasilnya nanti tanggal 10-11 Juli akan dideseminasikan dan nantinya materi bisa di unduh secara gratis. Membentuk Karakter Anak Bertindak selaku Moderator pada acara tersebut Sri Rusriyanti. Ia mengawalinya dengan memperkenalkan nama-nama Tim Pengembang dan nara sumber yang akan memaparkan materi menjawab pertanyaan peserta. Rusriyanti juga menyampaikan terima kasih kepada Pengurus PGRI Jateng yang telah memfasilitasi kegiatan tersebut. Suci Wulansari, salah satu Nara sumber pada kegiatan itu menyatakan, bahwa kadang-kadang kita lupa bagaimana konsep membentuk karakter anak-anak, padahal ini adalah hal yang sangat penting dalam pendidikan anak-anak usia dini dan TK. Para guru pembimbing TK/PAUD juga harus memahami dengan benar kompetensi apa yang diharapkan dimiliki oleh anak-anak. Untuk mampu berpikir kritis dan kreatif perlu di Charge kemampuan kita tentang bagaimana mendidik anak-anak, baik dalam pendidikan formal maupun non formal dan juga harus sesuai dengan kelompok umur. Missalnya saja anak umur 3 tahun jangan dipaksakan bisa seperti anak umur 4 tahun. Suci Wulansari menyatakan pentingnya program Parenting, dengan komunikasi yang baik antara guru pembimbing dan orang tua. Menurutnya PJJ tidak akan bisa jalan tanpa komunikasi yang baik antara guru dan orang tua peserta didik.

Diingatkan, konsep pendidikan PAUD/TK adalah harus menyenangkan. Google classroom Suster, pendidik dari Purworejo menanyakan apakah penggunaan Google classroom ada anggapan yang baik dari orang tua, apakah waktu yang ditetapkan juga sesuai dengan waktu yang dikerjakan anak dangan bantuan orang tua. Selanjutnya Lasmi dari TK PGRI 8 Wonogiri menyatakan senang bisa mengikuti forum yang dinilainya luar biasa ini, sehingga makin memantapkan materi yang pernah ia dapatkan sebelumnya dari Diklat daring P4TK, serta sinergi dengan materi dari Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri. Yang ia tanyakan adalah bagaimana menyikapi kebijakan social distancing (minimal 3 M) untuk PAUD, sementara lembaganya belum bisa mengikuti karena ruang tidak memungkinkan, bagaimana solusinya. Ada juga pertanyaan tentang bagaimana mengatasi PJJ dengan kondisi sinyal yang sulit didapatkan.

Beberapa pertanyaan itu dijawab oleh Kusnadi, nara sumber lain dalam kegiatan tersebut. Misalnya terkait dengan sinyal yang sulit untuk daring harus dilakukan analisa atau identifikasi apakah ada lebih dari separuh peserta bisa mengikuti kegiatan itu, perlu juga dilihat kondisi wali murid, perlu kesepakatan bersama, metode apa yang bisa mereka lakukan. Perlu di data siapa saja yang bisa daring, dan siapa yang harus dilakukan home schooling. Terkait dengan hal tersebut, Dr. Saptono Nugrohadi, M.Pd, M.Si selaku Host pada acara tersebut menambahkan bahwa dalam Reseach and Development ada istilah yang disebut uji coba skala terbatas. (Adi)

Disadur dan disalin dari Website PGRI Jawa Tengah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *